Selasa, 25 Oktober 2011

ABORSI

 2.1 Pengertian Aborsi

Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “abortus”. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.

Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu:
1. Aborsi Spontan / Alamiah
2. Aborsi Buatan / Sengaja
3. Aborsi Terapeutik / Medis
Aborsi spontan / alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma, sedangkan
Aborsi buatan / sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak).
Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.
Frekuensi terjadinya aborsi di Indonesia sangat sulit dihitung secara akurat, karena aborsi buatan sangat sering terjadi tanpa dilaporkan – kecuali jika terjadi komplikasi, sehingga perlu perawatan di Rumah Sakit.Akan tetapi, berdasarkan perkiraan dari BKBN, ada sekitar 2.000.000 kasus aborsi yang terjadi setiap tahunnya di Indonesia. Berarti ada 2.000.000 nyawa yang dibunuh setiap tahunnya secara keji tanpa banyak yang tahu. Jumlah kematian karena aborsi melebihi kematian perang manapun. Secara keseluruhan, di seluruh dunia, aborsi adalah penyebab kematian yang paling utama dibandingkan kanker maupun penyakit jantung.
Aborsi dilakukan oleh seorang wanita hamil - baik yang telah menikah maupun yang belum menikah dengan berbagai alasan. Akan tetapi alasan yang paling utama adalah alasan-alasan yang non-medis (termasuk jenis aborsi buatan / sengaja)
Alasan-alasan dilakukannya aborsi adalah:
1. Tidak ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu karir, sekolah atau
tanggung jawab lain (75%)

2. Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak (66%)
3. Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah (50%)
Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda (terutama mereka yang hamil di luar nikah), aib keluarga, atau sudah memiliki banyak anak. Ada orang yang menggugurkan kandungan karena tidak mengerti apa yang mereka lakukan. Mereka tidak tahu akan keajaiban-keajaiban yang dirasakan seorang calon ibu, saat merasakan gerakan dan geliatan anak dalam kandungannya.

PENYAKIT YANG DITIMBULKAN AKIBAT KEKURANGAN VITAMIN DAN MINERAL

A.      Pengertian
Vitamin dan mineral adalah bagian yang penting dari makanan sehat. Bila seseorang mengkonsumsi berbagai variasi makanan, maka kemungkinan untuk mengalami kekurangan vitamin dan mineral adalah sangat kecil. Orang-orang yang menjalani diet ketat mungkin tidak mendapatkan cukup vitamin atau mineral tertentu. Contohnya seorang vegetarian yang sangat ketat bisa mengalami kekurangan vitamin B12, yang hanya bisa diperoleh dari makanan yang berasal dari hewan. Sebaliknya, mengkonsumsi sejumlah besar vitamin dan mineral tambahan tanpa pengawasan medis, dapat menimbulkan efek yang berbahaya.
1.      Vitamin
Vitamin adalah mikronutrisi yang penting dan dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit. vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin a, d, e dan k, sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah vitamin b dan vitamin c
vitamin b terdiri dari :
-          vitamin b1 (tiamin)
-          vitamin b2 (riboflavin)
-          vitamin b6 (piridoksin)
-          asam pantotenat
-          niasin
-          biotin
-          asam folat
-          vitamin b12 (kobalamin).
Kebutuhan harian yang dianjurkan (jumlah rata-rata yang diperlukan setiap harinya untuk tetap sehat), telah ditetapkan untuk masing-masing vitamin. Seseorang yang terlalu banyak atau terlalu sedikit mengkonsumsi vitamin tertentu bisa mengalami kelainan gizi.
Jika diminum lebih dari 10 kali dari dosis yang dianjurkan setiap harinya, vitamin A dan D bersifat racun, tetapi vitamin E dan K (filokuinon) tidak. Niasin, vitamin B6 dan vitamin C jika diminum dalam dosis tinggi akan bersifat racun, tetapi tidak demikian halnya dengan vitamin lainnya yang larut dalam air.
Hanya 2 macam vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A dan E) yang disimpan dalam tubuh sampai jumlah besar. vitamin D dan K disimpan dalam jumlah kecil.
Tergantung kepada kebutuhan, vitamin C disimpan dalam jumlah yang paling sedikit.
Vitamin B12 disimpan dalam jumlah yang paling besar dan dibutuhkan waktu sekitar 7 tahun untuk menghabiskan persediaan 2-3 mgr vitamin ini.

2.      Mineral
Karena zat-zat tersebut dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah relatif besar dan juga disebut beberapa mineral (natrium, klorida, kalium, kalsium, fosfat dan magnesium), dimasukkan kedalam golongan makronutrisimakromineral.
Mineral lainnya merupakan mikronutrisi, karena dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil dan juga disebut mikromineral. Yang termasuk ke dalam mikromineral adalah zat besi, seng, tembaga, mangan, molibdenum, selenium, yodium dan fluorida.
Kekurangan mineral, kecuali zat besi dan yodium, jarang terjadi. Kelebihan beberapa mineral bisa menyebabkan keracunan.

PSIKOLOGI (Teori Dan Konsep Psikologi)



1.        Pengertian
Psikologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan dalam bentuk tingkah laku manusia dalam kaitannya dengan lingkungan yang ditinjau dari fungsinya sebagai subjek, Psikologi bukan mempelajari jiwa, karena jiwa bersifat abstrak.
Konsep psikologi adalah gagasan-gagasan mengenai sesuatu yang menyangkut tentang tingkah laku manusia dan lingkungan sekitarnya melalui pengalaman-pengalaman yang dialami.

2.        Sejarah Psikologi
Psikologi berkembang diawali dalam bidang filsafat yang dikenal sebagai induk dari berbagai ilmu. Dua Filsuf yunani kuno yang sudah mempelajari siskologi adalah Plato dan Aristoteles.
Plato memandang aspek psikis manusia (Yang disebutnya sebagai jiwa) bersifat immaterial, karena sebelum masuk kedalam tubuh manusia sudah ada terlebih dahulu dalam alam para sensoris.
Menurut Aristoteles, jiwa adalah jumlah dari daya hidup dengan proses-prosesnya, yaitu keseluruhan prinsip vital dari suata organisme.
Fungsi jiwa ini terbagi dua yaitu kemampuan untuk mengenal dankemampuan untuk berkehendak. Kemudian psikologi berkembang sebagai ilmu yang berdiri sendiri pada tahun 1874. Tokoh pendiri psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri adalah Wilhelm Wundt (1832-1920).
Dalam dunia islam juga terjadi upaya pengembangan psiokolgi berdasarkan pendekatan islam, yang penting bagi pengembangan khazanah keilmuan dalam dunia islam. Tokoh-tokoh filsafat islam yang pernah mempelajari dan membahas tentang psikologi adalah Al-Kindi, Ibnu Sina, Ibnu Majah, Suhrawardi Al-Magful dan Nasir Al-Din Tusi.

KOMPLIKASI IBU HAMIL PADA SAAT TRIMESTER III


A.  PERDARAHAN ANTEPARTUM
Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai suatu kelainan yang berbahaya. Yang dimaksud dengan perdarahan antepartum adalah perdarahan pada triwulan terakhir dari kehamilan. Batas teoritis antara kehamilan muda dan kehamilan tua adalah kehamilan 22 minggu, mengingat kemungkinan hidup janin diluar uterus. Perdarahan setelah kehamilan 22 minggu biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada sebelum kehamilan 22 minggu, oleh karena itu memerlukan penanganan yang berbeda.
Pada setiap perdarahan antepartum pertama-tama harus selalu dipikirkan bahwa hal itu bersumber pada kelainan plasenta, karena perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan kelainan serviks tidak seberapa berbahaya.
Komplikasi yang terjadi pada kehamilan trimester 3 dalam hal ini perdarahan antepartum, masih merupakan penyebab kematian ibu yang utama. Oleh karena itu, sangat penting bagi bidan mengenali tanda dan komplikasi yang terjadi pada penderita agar dapat memberikan asuhan kebidanan secara baik dan benar, sehingga angka kematian ibu yang disebabkan perdarahan dapat menurun.
·         Perdarahan antepartum dikelompokan sebagai berikut :
a.   Perdarahan yang ada hubungannya dengan kehamilan
·         Plasenta previa
·         Solusio plasenta
·         Perdarahan pada plasenta letak rendah
·         Pecahnya sinus marginalis
·         Pecahnya vasa previa
b.   Perdarahan yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan
·         Pecahnya varises vagina
·         Perdarahan polipus servikalis
·         Perdarahan perlukaan serviks
·         Perdarahan karena keganasan serviks
Frekuensi perdarahan antepartum sekitar 3%-4% dari semua persalinan, sedangkan kejadian perdarahan antepertum di rumah sakit lebih tinggi karena menerima rujukan.
Penanganan perdarahan antepartum memerlukan perhatian karena dapat saling mempengaruhi dan merugikan janin dan ibunya. Setiap perdarahan antepartum yang dijumpai oleh bidan, sebaiknya dirujuk ke rumah sakit atau ke tempat dengan fasilitas yang memadai karena memerlukan tata laksana khusus.

PANDANGAN BAYI KLONING MENURUT AJARAN ISLAM DAN MENURUT KESEHATAN


 Pengertian Bayi Kloning
Bayi Kloning adalah keturunan derngan kode genetik yang sama dengan induknya, pada manusia kloning dilakukan dengan mempersiapkan sel telur yang sudah di ambil intinya lalu disatukan dengan sel somatic dari suatu organ tubuh, kemudian hasilnya ditanamkan dalam rahim seperti halnya pada bayi tabung.

Dengan metode semacam itu, kloning manusia dilaksanakan dengan cara mengambil inti sel dari tubuh seseorang, lalu dimasukkan ke dalam sel telur yang diambil dari seorang perempuan. Lalu dengan bantuan cairan kimiawi khusus dan kejutan arus listrik, inti sel digabungkan dengan sel telur. Setelah proses penggabungan ini terjadi, sel telur yang telah bercampur dengan inti sel tersebut ditransfer ke dalam rahim seorang perempuan, agar dapat memperbanyak diri, berkembang, berdiferensiasi, dan berubah menjadi janin sempurna. Setelah itu keturunan yang dihasilkan dapat dilahirkan secara alami. Keturunan ini akan berkode genetik sama dengan induknya, yakni orang yang menjadi sumber inti sel tubuh yang telah ditanamkan pada sel telur perempuan.

Jenis-jenis dan Tujuan Kloning
1.      cloning embrio
Cloning embrio betujuan membuat kembar dua, tiga, dan seterusnya dari sebuah zigot.

2.      cloning biomedik (terapetik)
Cloning biomedik (terapetik) bertujuan untuk keperluan penelitian pengobatan penyakit yang hingga kini sulit disembuhkan, seperti Alzheimer, parkinson, DM (Diabetes Mellitus), Infrak Jantung, Kanker darah, stroke, dan sebagainya.

MAKALAH KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Tindak kekerasan di dalam rumah tangga (domestic violence) merupakan jenis kejahatan yang kurang mendapatkan perhatian dan jangkauan hukum.  Tindak kekerasan di dalam rumah tangga pada umumnya melibatkan pelaku dan korban diantara anggota keluarga di dalam rumah tangga, sedangkan bentuk tindak kekerasan bisa berupa kekerasan fisik dan kekerasan verbal (ancaman kekerasan).  Pelaku dan korban tindak kekerasan didalam rumah tangga bisa menimpa siapa saja, tidak dibatasi oleh strata, status sosial, tingkat pendidikan, dan suku bangsa.

Tindak kekerasan pada istri dalam rumah tangga merupakan masalah sosial yang serius, akan tetapi kurang mendapat tanggapan dari masyarakat dan para penegak hukum karena beberapa alasan, pertama: ketiadaan statistik kriminal yang akurat, kedua: tindak kekerasan pada istri dalam rumah tangga memiliki ruang lingkup sangat pribadi dan terjaga privacynya berkaitan dengan kesucian dan keharmonisan rumah tangga (sanctitive of the home), ketiga: tindak kekerasan pada istri dianggap wajar karena hak suami sebagai pemimpin dan kepala keluarga, keempat: tindak kekerasan pada istri dalam rumah tangga terjadi dalam lembaga legal yaitu perkawinan. (Hasbianto, 1996).

Sebagian besar perempuan sering bereaksi pasif dan apatis terhadap tindak kekerasan yang dihadapi.  Ini memantapkan kondisi tersembunyi terjadinya tindak kekerasan pada istri yang diperbuat oleh suami.  Kenyataan ini menyebabkan minimnya respon masyarakat terhadap tindakan yang dilakukan suami dalam ikatan pernikahan.  Istri memendam sendiri persoalan tersebut, tidak tahu bagaimana menyelesaikan dan semakin yakin pada anggapan yang keliru, suami dominan terhadap istri.  Rumah tangga, keluarga merupakan suatu institusi sosial paling kecil dan bersifat otonom, sehingga menjadi wilayah domestik yang tertutup dari jangkauan kekuasaan publik.
Di Indonesia data tentang kekerasan terhadap perempuan tidak dikumpulkan secara sistematis pada tingkat nasional.  Laporan dari institusi pusat krisis perempuan, menunjukkan adanya peningkatan tindak kekerasan terhadap perempuan,.  Menurut Komisi Perempuan (2005) mengindikasikan 72% dari perempuan melaporkan tindak kekerasan sudah menikah dan pelakunya selalu suami mereka.  Mitra Perempuan (2005) 80% dari perempuan yang melapor pelakunya adalah para suami, mantan suami, pacar laki-laki, kerabat atau orang tua, 4,5% dari perempuan yang melapor berusia dibawah 18 tahun.  Pusat Krisis Perempuan di Jakarta (2005); 9 dari 10 perempuan yang memanfaatkan pelayanan mengalami lebih dari satu jenis kekerasan (fisik, fisiologi, seksual, kekerasan ekonomi, dan pengabaian), hampir 17% kasus tersebut berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi perempuan.


B.       Tujuan Penulisan

  1. Tujuan Umum:
Mampu memahami secara menyeluruh tentang tindak kekerasan dalam rumah tangga dan dampaknya terhadap kesehatan reproduksi perempuan serta implikasi keperawatan yang dapat diberikan.

  1. Tujuan Khusus:
Cari sendiri ya... :)

MAKALAH Kekerasan Dalam Rumah Tangga


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Tindak kekerasan di dalam rumah tangga (domestic violence) merupakan jenis kejahatan yang kurang mendapatkan perhatian dan jangkauan hukum.  Tindak kekerasan di dalam rumah tangga pada umumnya melibatkan pelaku dan korban diantara anggota keluarga di dalam rumah tangga, sedangkan bentuk tindak kekerasan bisa berupa kekerasan fisik dan kekerasan verbal (ancaman kekerasan).  Pelaku dan korban tindak kekerasan didalam rumah tangga bisa menimpa siapa saja, tidak dibatasi oleh strata, status sosial, tingkat pendidikan, dan suku bangsa.

Tindak kekerasan pada istri dalam rumah tangga merupakan masalah sosial yang serius, akan tetapi kurang mendapat tanggapan dari masyarakat dan para penegak hukum karena beberapa alasan, pertama: ketiadaan statistik kriminal yang akurat, kedua: tindak kekerasan pada istri dalam rumah tangga memiliki ruang lingkup sangat pribadi dan terjaga privacynya berkaitan dengan kesucian dan keharmonisan rumah tangga (sanctitive of the home), ketiga: tindak kekerasan pada istri dianggap wajar karena hak suami sebagai pemimpin dan kepala keluarga, keempat: tindak kekerasan pada istri dalam rumah tangga terjadi dalam lembaga legal yaitu perkawinan. (Hasbianto, 1996).

Sebagian besar perempuan sering bereaksi pasif dan apatis terhadap tindak kekerasan yang dihadapi.  Ini memantapkan kondisi tersembunyi terjadinya tindak kekerasan pada istri yang diperbuat oleh suami.  Kenyataan ini menyebabkan minimnya respon masyarakat terhadap tindakan yang dilakukan suami dalam ikatan pernikahan.  Istri memendam sendiri persoalan tersebut, tidak tahu bagaimana menyelesaikan dan semakin yakin pada anggapan yang keliru, suami dominan terhadap istri.  Rumah tangga, keluarga merupakan suatu institusi sosial paling kecil dan bersifat otonom, sehingga menjadi wilayah domestik yang tertutup dari jangkauan kekuasaan publik.
Di Indonesia data tentang kekerasan terhadap perempuan tidak dikumpulkan secara sistematis pada tingkat nasional.  Laporan dari institusi pusat krisis perempuan, menunjukkan adanya peningkatan tindak kekerasan terhadap perempuan,.  Menurut Komisi Perempuan (2005) mengindikasikan 72% dari perempuan melaporkan tindak kekerasan sudah menikah dan pelakunya selalu suami mereka.  Mitra Perempuan (2005) 80% dari perempuan yang melapor pelakunya adalah para suami, mantan suami, pacar laki-laki, kerabat atau orang tua, 4,5% dari perempuan yang melapor berusia dibawah 18 tahun.  Pusat Krisis Perempuan di Jakarta (2005); 9 dari 10 perempuan yang memanfaatkan pelayanan mengalami lebih dari satu jenis kekerasan (fisik, fisiologi, seksual, kekerasan ekonomi, dan pengabaian), hampir 17% kasus tersebut berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi perempuan.


B.       Tujuan Penulisan

  1. Tujuan Umum:
Mampu memahami secara menyeluruh tentang tindak kekerasan dalam rumah tangga dan dampaknya terhadap kesehatan reproduksi perempuan serta implikasi keperawatan yang dapat diberikan.

  1. Tujuan Khusus:
Tujuan Khususnya cari sendiri ya.. ^_^

JAMINAN KESEHATAN ACEH (JKA)


A.    Pengertian Jaminan Kesehatan Aceh (JKA)
Program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang kesehatan.

Pada tahun 2010, program tersebut disetujui oleh legislatif, sehingga gagasan yang memberikan kemudahan berobat gratis dapat dilaksanakan. JKA merupakan sebuah pelayanan jaminan kesehatan atau berobat gratis bagi setiap warga Aceh khususnya keluarga miskin yang tidak ditampung pada jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas).

Selain itu, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan di sektor kesehatan mulai dari RSUD sampai ke Puskesmas, sebagai upaya memberikan pelayanan yang terbaik.

Perusahaan asuransi kesehatan yang akan melaksanakan program JKA APBA 2010 harus sudah punya jaringan luas di berbagai rumah sakit umum daerah di Aceh. Begitu juga RSU yang ditinjuk menerima pasien JKA harus bisa menunjukkan jati diri sebagai RSUD yang telah memiliki sertifikasi standar pelayanan minimum (SPM). “SPM yang di maksud bukan RSU yang memberikan pelayanan standar minimum kepada pasien JKA, tapi RSU yang mampu memberikanan pelayanan standar rumah sakit yang bisa memuaskan pasien yang sesungguhnya.

B.     Pemberlakuan Jaminan Kesehatan Aceh (JKA)
Penandatanganan kesepakatan penyelenggaraan JKA dilakukan oleh Gubernur Irwandi Yusuf dengan Direktur Utama PT Askes (Persero) I Gede Subawa pada Selasa 1 Juni 2010 di ruang rapat gubernur, di Banda Aceh. Sementara peluncurannya masih menunggu jadwal Presiden SBY.

GIZI BALITA DIINDONESIA


A.      Pengertian
Balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun, karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia diatas satu tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya. Utamanya di indonesia, makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan umumnya anak usia lebih dari satu tahun mulai menerima makanan padat seperti orang dewasa.
Di Indonesia Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu sampai dengan prasekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya, faal tubuhnya juga mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus disesuaikan dengan keadaannya. Menurut Persagi (1992), berdasarkan karakteristiknya, balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “ batita “dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia “ prasekolah”. Batita sering disebut konsumen pasif, sedangkan usia prasekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif.

B.       Peran Makanan Bagi Balita
Makanan sebagai sumber zat gizi
1)        Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.

GIZI IBU HAMIL


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin  yang sedang dikandung.  Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan  bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal.  Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil. 
Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat bayi pada saat lahir. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik.  Namun sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia gizi (Depkes RI, 1996).  Hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa 41 % ibu hamil menderita KEK dan 51% yang menderita anemia mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Ibu hamil yang menderita KEK dan Anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal.  Akibatnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan (Depke RI, 1996).  Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya.
Selain itu juga akan meningkatkan resiko kesakitan dan kematian bayi karena  rentan terhadap infeksi saluran pernafasan bagian bawah, gangguan belajar, masalah perilaku dan lain sebagainya (Depkes RI, 1998).

Ibu hamil merupakan kelompok yang cukup rawan gizi. Kekurangan gizi pada ibu hamil mempunyai dampak yang cukup besar terhadap proses pertumbuhan janin dan anak yang akan dilahirkan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa pengaruh gizi kurang terhadap kejadian BBLR cukup besar pada ibu hamil, apalagi kondisi gizi ibu sebelum hamil buruk. Masalah gizi kurang pada ibu hamil ini dapat dilihat dari prevalensi Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan kejadian anemia.
Kekurangan zat besi (anemia) dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar.
Untuk memperkecil resiko BBLR diperlukan upaya mempertahankan kondisi gizi yang baik pada ibu hamil. Upaya yang dilakukan berupa pengaturan konsumsi makanan, pemantauan pertambahan berat badan, pemeriksaan kadar Hb, dan pengukuran LILA sebelum atau saat hamil.

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN MENARCHE

A.    Pengertian
1.      Status Gizi
Status gizi adalah merupakan keadaan kesehatan akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia. Selanjutnya, Mc. Laren menyatakan bahwa status gizi merupakan hasil keseimbangan antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya

Gizi atau nutrisi, merupakan ilmu yang mempelajari perihal makanan serta hubungannya dengan kesehatan. Ilmu pengetahuan tentang gizi (nutrisi) membahas sifat-sifat nutrient (zat-zat gizi) yang terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul bila terdapat kekurangan (ketidakcukupan) gizi. Zat-zat gizi tidak lain adalah senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam makanan yang pada gilirannya diserap dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan tubuh kita.

Pertumbuhan normal tubuh memerlukan nutrisi yang memadai, kecukupan energi, protein, lemak dan suplai semua nutrien esensial yang menjadi basis pertumbuhan. Pertumbuhan remaja di negara yang sedang berkembang membutuhkan perhatian khusus pada nutrien vitamin A, seng atau protein selain kebutuhan energi yang adekuat. Berbeda dengan di negara barat, di sana dilakukan fortifikasi pada produk makanannya sehingga jarang ditemukan defisiensi nutrient.

IBU HAMIL DALAM KONDISI PREEKLAMSI


Pengertian Preeklamsi
Preeklamsi merupakan terjadinya peningkatan tekanan darah selama masa kehamilan. Hal ini berbahaya bagi kehamilan karena ketika tekanan darah meningkat maka tubuh akan menahan air dan terdapat protein dalam urin. Hal ini dapat meningkatkan terjadinya keracunan kehamilan yang disebut dengan eklamsia.
Preeklamsia biasanya menyerang ibu yang baru pertama kali mendapat kehamilan. Mereka yang memiliki riwayat preeklamsia (saudara / ibu) maka mendapatkan resiko yang sama untuk terkena preeklamsia pada kehamilannya.
Ibu hamil dengan bayi kembar, ibu hamil usia remaja dan ibu hamil dengan usia lanjut (diatas 40th) juga berpotensi untuk terkena preeklamsia pada masa kehamilan. Selain itu ibu yang sebelumnya telah memiliki penyakit darah tinggi atau penyakit ginjal juga memiliki potensi terkena preeklamsia pada masa kehamilan.

Jenis Preeklamsi
Preeklamsia dibagi menjadi dua buah yaitu preeklamsia ringan dan preeklamsia berat. Preeklamsia ringan ditandari dengan naiknya tekanan darah, retensi air dan kandungan protein dalam urin. Preeklamsia berat dapat meliputi sakit kepala, pandangan kabur, tidak dapat melihat cahaya yang terang, kelelahan, mual/muntah, sedikit buang air kecil (BAK), sakit di perut bagian kanan atas, napas pendek dan cenderung mudah cedera. Segera hubungi dokter anda bila anda mengalami pandangan kabur, sakit kepala yang parah, sakit di bagian perut, dan/atau jarang sekali BAK.


Kondisi Ibu Hamil Dengan Preeklamsi
Setiap perempuan hamil rawan mengidap penyakit preeklamsi. Yaitu salah satu jenis penyakit yang sering dijumpai pada ibu hamil dan salah satu penyebab kematian di dunia. Terutama pada ibu yang untuk kali pertama hamil dan terjadi pada usia 20 tahun. Preeklamsi juga rawan terjadi pada perempuan hamil dengan usia 30 hingga 35 tahun dan mengidap obesitas.
Preeklamsi juga sering dikaitkan dengan faktor genetik seseorang. Ada banyak gejala yang muncul namun terkadang kerap dianggap wajar. Salah satunya adalah sakit kepala karena hipertensi (tekanan darah tinggi), terutama jika kehamilan telah mencapai usia lebih dari 20 minggu.
Preeklamsi sering disebut juga dengan keracunan pada kehamilan, biasanya terjadi pada trimester ketiga kehamilan atau bisa juga muncul pada trimester kedua. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab dari kelainan ini, namun penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya preeklamsia dan eklamsia (infeksi dan pendarahan) yaitu gizi buruk, kegemukan dan gangguan aliran darah ke rahim.
Beberapa kondisi yang memiliki kemungkinan mengalami preeklamsi yaitu kehamilan pertama, kehamilan bayi kembar, diabetes, hipertensi, ada masalah dengan ginjal, dan juga perempuan yang hamil pertama pada usia 20 tahun di atas 35 tahun.
Tekanan darah normal pada saat hamil, biasanya lebih rendah dari 130/85 mmHg. Jika tekanan darah di atas 140/90 mmHg masih dapat dinyatakan normal dengan catatan hanya terjadi sekali. Tapi bila di pemeriksaan ulang tekanan darah masih belum normal dapat diindikasikan adanya ketidaknormalan pada kehamilan. Pemeriksaan lebih teliti akan dilakukan lagi disertai dengan tes lanjutan untuk mengetahui kadar protein dalam urine.


KONDISI KESEHATAN BAYI DI INDONESIA


A.      Kondisi Kesehatan Bayi Di Indonesia
Kondisi kesehatan bayi di Indonesia masih memprihatinkan. Pada tahun 2009 jumlah anak 0-6 tahun adalah 27, 6 juta anak atau sekitar 12, 79 persen dari total pendududk Indonesia. Hanya 25 persen yang terakses program peningkatan kesehatan dan gizi. Selain cakupan yang masih rendah, program yang diselenggarakan itu masih terfragmentasi sehingga tidak menyentuh kebutuhan tumbuh kembang anak secara holistic. Rendahnya cakupan dan kualitas penyelenggaraan program pengembangan anak usia dini mengakibatkan kondisi bayi di Indonesia masih memprihatinkan yang ditunjukan dengan rendahnya derajat kesehatan dan gizi.
Masalah umum pada bayi baru lahir di Indonesia adalah bayi lahir premature mengalami lahir kuning (jaundice/ikterus) atau mempunyai maslah pernafasan. Banyak bayi premature bahkan bayi cukup umur yang mengalami jaundice apabila fungsi hati mereka yang belum matang, sehingga tidak dapat membuang bilirubin (pigmen kuning hasil penguraian sel darah merah) yang berlebih didalam darah.
Masalah lain yang sering terjadi adalah paru-paru yang belum matang. Hal ini terjadi ketika paru-paru bayi kekurangan surfaktan, zat kimia yang mencegah paru-paru menguncup (kolaps) selama bernafas.

B.       Angka Kesakitan Bayi
1.      TB Paru
Merupakan penyakit infeksi yang meular pada sistem parnafasan yang disebabkan oleh mikrobakteium tuberculosa yang dapat megenai bagian paru. proses penularan melalui udara atau langsung seperti saat batuk. Upaya pencegahan dan pemberantasan TB Paru dilakukan dengan pendekatan DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy) atau pengobatan TB paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). Pada tahun 2007 terdapat kasus BTA (+) sebanyak 758 orang, diobati 758 orang, dan yang sembuh 693 orang (91,42%).
2.      Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
ISPA masih merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan balita di Indonesia. Dari beberapa hasil SKRT diketahui bahwa 80% - 90% dari seluruh kasus kematian akibat ISPA, disebabkan oleh pneumonia. Pneumonia merupakan penyebab kematian pada balita dengan peringkat pertama hasil Surkesnas 2001. ISPA sebagai penyebab utama kematian pada bayi dan balita diduga karena pneumonia merupakan penyakit yang akut dan kualitas penatalaksanaan masih belum memadai. 

LINGKUP PROMOSI KESEHATAN DALAM PRAKTEK KEBIDANAN MENURUT SASARANNYA (PADA IBU NIFAS)


A.      Pengertian
Promosi Kesehatan ( Health Promotion ) adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja,namun berkaitan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat.
Lingkup Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Ini mencakup pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya pada perubahan atau perbaikan melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan.
Promosi kesehatan adalah juga upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang penekanannya pada penyebaran informasi.
Masa Nifas puerperium adalah masa sejak melahirkan sampai pulihnya alat-alat reproduksi & anggota tubuh lainnya yg berlangsung sampai sekitar 40 hari (KBBI, 1990).

B.       Tujuan Masa Nifas
1.      Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2.      Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
3.      Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.
4.      Memberikan pelayanan keluarga berencana.
5.      Mendapatkan kesehatan emosi.